Kamis, 05 Februari 2015

Kepada Engkau, Pria Penebar Pesona

Salahkah hati menyimpan kasih?
Salahkah jiwa tak kenal perih?
Salahkah aku menyayangimu lebih?

Tak tahukah kamu betapa sesak dada ini memendam rasa?
Tak tahukah kamu betapa rapuh rangka ini hanya dengan memandangmu saja?

Hai pria penebar pesona,
Sadarlah sedikit tentang kehadiranku
Sadarlah sedikit tentang perhatianku
Sadarlah sedikit tentang senyum dari bibirku

Hai pria penebar pesona,
Mungkin maksud berbuat baik
Tapi senyummu membuatku sakit
Dan suaramu bak pil pahit

Hai pria penebar pesona,
Aku ini hanya seorang wanita
Kodrat menunggu dan tak bisa apa-apa
Hanya bisa melempar sinyal yang berharap kau baca

Bulan demi bulan telah berlalu
Dan sikapmu masih seperti dulu
Acuh tak acuh kepadaku
Seperti awal kita bertemu

Satu demi satu pangeran datang
Muncul didepanku berlalu lalang
Tapi rasaku kepadamu belum juga hilang
Masih menantimu yang tak kunjung datang

Ku sempurnakan diriku agar terlihat
Memasak, menjahit, agar hebat
Berias, pun bertata krama ku pelajari sangat
Untuk dirimu, aku menyusun siasat

Hai pria penebar pesona,
Kiranya waktuku sudah habis
Akupun sudah pesimis
Dan mencari yang lebih logis

Hai pria penebar pesona,
Jangan kau datang kehadapanku
Jangan kau datang tak kenal waktu
Jangan kau datang ketika aku sudah mampu

Cerita kita sudah habis disini
Aku tak ingin bersedih lagi
Melupakanmu memang suatu yang rugi
Tapi ku yakin ada yang lain yang lebih berarti

Sampai jumpa lagi dilain hari
Saat dimana kita sudah punya cerita sendiri
Akanku ceritakan tentang keluargaku nanti
Tempat dimana aku bisa berbagi hati ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar